Yogyes




*
09.09.05

Kami berangkat naik senja utama, kelas bisnis dari jatinegara htm 80rb.
Kebetulan gw sendiri ga pernah naik kereta ke luar kota.
Jadi ga ada bayangan sama sekali kereta bisnis kaya apa. Dan ternyata cukup mengejutkan, karena tanpa ac, kaca jendela dapat disesuaikan dengan keinginan dan pedagang bebas berkeliaran sepanjang perjalanan. kopi....kopi.... pop mie...pop mie......haduh!
Belum lagi kejutan dipagi hari, morning call pengamen waria berkebaya dan shocking make up. walah!
thanks God i'm traveling with this three angles jadi kita cuma cekakak cekikik sambil menikmati badan yang masuk angin. Ga kebayang kalo gw pergi sendirian dengan kereta ini. Bisa mati gaya.

Sampai yogya hari masih pagi. Karena sebelumnya sudah booking penginapan dari jakarta, jadi kita tinggal bilang sama mas becak kita mau kemana. Tapi buat yang mo ke yogya tanpa booking dulu, dont worry. Tinggal tanya tukang becaknya, dia bersedia nunjukin penginapan dari mulai tarif 50rb permalam sampe hotel bintang lima.

We stay at sosrowijayan. Letaknya di sebelah sarkem (pasar kembang) lokalisasi psk. Sempet deg-degan juga pas tau. tapi toh kita jarang di penginapan. cuma numpang tidur doang, selebihnya kita menjelajah yogya. Setelah check in, beres2 di kamar mungil dengan AC, TV, dan kamar mandi di dalam, kami menghubungi supir mobil yang kita sewa.

TIPS: kalau menginap di penginapan biasa, bukan hotel bintang lima, sangat penting mengecek kondisi kamar. Pintu kamar, lemari, jendela apakah kuncinya berfungsi dengan baik. kondisi kamar mandi. Dan lobang ventilasi atau apapun menghindari kemungkinan intruders atau pengintip. Cek juga. sudut2 ruangan dan kaca.

Destinasi kami pagi itu, nomor satu sarapan. Secara sudah sampe di yogya jadi ga lengkap kalo ga makan gudeg. I cant remember who got this idea, kami dengan sangat yakin menuju warung makan yu jum. Letaknya di jalan wijilan. Rasa gudegnya: Juara!! :P Kreceknya... telur dan ayam ... slruuup. Konon kabarnya Yu Jum juga buka warung di rumahnya di daerah kaliurang yang ga pernah sepi pengunjung.

Sarapan selesai langsung cabut ke taman sari. Karcis masuk taman sari Rp. 2.500 per orang. Biasanya begitu masuk kita akan langsung di dekati guide yang siap menawarkan jasanya. Kalo baru pertama kesini, guide memang perlu untuk menjelaskan bagunan indah yang di dominasi warna peach dan tosca itu. Taman sari dulu adalah tempat pemandian istri dan selir-selir raja. Nuansanya girly banged, match sama baju kita hari itu...hehehe... Selain tempat pemandian taman sari juga memiliki bagunan lainn yang berupa mesjid di bawah tanah. Katanya jaman dahulu, kalau air pasang mesjid itu akan terendam air. Lorong di mesjid itu katanyamerupakan terusan yang menyambung di pantai selatan. Lorong jalan pintas ini memang dibuat sebagai tempat penghubung sri sultan dengan nyi roro kidul.

Berikutnya ke......Pantai!!! :D Maunya sih mengunjungi pantai sundak, krukup atau krakal.. tapi apa daya, kejauhan dan hari dah mulai siang, takutnya kelamaan di jalan. Akhirnya kami mendatangi pantai yang lebih dekat. Kurang tertarik pada parangtritis yang tidak bersih kami menyambangi pantai sebelahnya: parangkusumo. Pantai berpasir abu2 ini anginnya kencang dan ombaknya begitu besar. Sepertinya sih ada larangan berenang disini. Parangkusumo lebih sepi dari parangtritis.

Setelah menjemur kulit berpanas ria di pantai kami melanjutkan dengan wisata belanja. Yup, dari mulai bapia patok, dagadu, mirota sampai pasar beringharjo.
Malamnya kami mencoba makan di warung cak Koting yang menyediakan ayam, bebek, burung dara dan empal.

**

10.09.05

Hari kedua dimulai dengan Soto kadipiro…slruup…slruup… enak banged apalagi kalau pake sate jeroan :P
Trus lanjut ke benteng vredeburg yang masih di kawasan kota, lalu ke keraton dan museum kereta.
Dari situ kami melanjutkan perjalanan ke tempat yang agak jauh: Borobudur! Yup
Gak terasa foto2 dan menikmati candi yang megah ini hari sudah menjelang sore. Waktunya makan malam. Kami memilih makan di saung-saung di Resto Boyong Kalegan. (Resto terapung macam gurih tujuh di bogor)
Selagi di Yogya ga lengkap rasanya kalau tidak menikmati alun-alun Yogya di malam hari. Kami pergi menjajal berjalan dengan mata tertutup di beringin masangin. Konon, bila bisa lurus melewati kedua beringin, keinginan kita terkabul. Dan kami membuktikan bahwa itu Cuma takhayul… soalnya gw berhasil mencapai beringin lurus di kesempatan pertama, Sementara wenny, farah dan tari harus beberapa kali baru tembus.
Harapan gw adalah lulus kuliah secepatnya, nyatanya…dari berempat gw yang paling terakhir lulus :P

Menjelang tengah malam kami kembali ke penginapan.

***

11.09.05

Hari ketiga kami sengaja bangun agak siang.
Menunggu pesanan bakpia patok datang ke penginapan, lalu kembali makan di gudeg Yu Jum di Wijilan.
Kereta taksaka yang membawa kami ke Jakarta berangkat pukul 10, jadi dari Wijilan, kami langsung menuju ke stasiun.
Bubye Yogya.

Luv to come back someday :D

Komentar

  1. ayuuuu itu jalan2nya 2005? kenapa postingan-nya musti jeda 2 taun??
    ;-)))))))))

    BalasHapus
  2. ayu : ..msh lugu ;p
    wenny : ..msh spt yg dl ;)
    Farah : ..blm kenal :D

    BalasHapus
  3. tangannya nyampe ke dalam patung gak?? bisa umur panjang tuh..

    BalasHapus
  4. hehe... baru sempet :P

    ini yang waktu itu gw tanya sama lo soal penginapan mas jaswadi, tin
    *inget ga?

    BalasHapus
  5. ga nyoba, shin... sibuk poto2 :P

    BalasHapus
  6. aku masih spt yg dulu, kamsudnya apa Mba Cici :p

    BalasHapus
  7. Kangen maem soto kadipiro neeh, mak nyus loh

    BalasHapus
  8. pop mie neng? pop mie? nasi rames ndok asin masih anget nok?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

i could never be your woman

Biar jadi rahasia kita

Belajar lagi