Pabrik teh hitam Tanawattee




Pabrik teh Tanawattee adalah tujuan pertama kami hari itu. Sebuah pabrik milik PT Perkebunan Nusantara VIII yang produksinya di ekspor ke Inggris, Rusia, dan Timur Tengah.

Perjalanan menuju perkebunan ini lumayan menguras tenaga. Kalo jalan kaki…hihihi, secara kita naik bus big bird kecil jadi ga pakai kuras menguras tenaga. Tapi gejolaknya begitu terasa. Jalan yang rusak membuat penumpang big bird serasa naik kuda…kuda lumping makan beling. Tubuh terentak-entak, tapi tanpa musik disko. Setengah jam saja dari gerbang depan ke dalam!

Tapi begitu hamparan kebun teh terlihat…. Rasa kesal langsung hilang. Onde mande, ranca’ bana… (langsung membayangkan angle2 yang okeh buat berfoto).

Aula budaya disediakan untuk menjamu kami. Secangkir teh walini hangat dan kue beras disajikan. Mmm…yummie

Pabrik teh Gedeh Tanawattee berdiri sejak 1927, memiliki moto "Kualitas adalah Tradisi Kami" Pabrik ini beroperasi dari jam 5 pagi sampai jam 1 siang dengan jumlah pekerja 80 orang.

Pabrik ini menggunakan sistem pengolahan teh orthodox dengan menggunakan alat semacam silinder besar untuk mencacah daun teh dan menjadikannya kecil-kecil. Pertama, penggunaan sistem open top roller, yaitu mesin penggulung daun yang berputar-putar kemudian teh berubah menjadi serpihan. Kemudian teh masuk ke mesin kedua, yaitu press cup roller, untuk mencacah kembali daun-daun teh yang belum hancur benar dan menjadikannya daun yang lebih kecil. Kemudian teh masuk lagi ke mesin rotorvane, yang kembali mencincang teh tersebut hingga lebih hancur. Setiap tahap menghasilkan teh dengan kualitas masing-masing.

Teh yang telah berubah warna menjadi cokelat dan hitam itu kemudian dioksidasi enzimatis dalam baki-baki yang tersusun rapi dalam sebuah rak. Di sinilah bedanya pembuatan teh hijau dan teh hitam. Teh hitam melalui proses oksidasi, sedangkan teh hijau tidak.

Sebelum masuk ke pabrik kami di wanti2 untuk tidak melewati garis kuning yang ada di lantai kanan dan kiri jalan yang kami lalui…. Tapi secara semua penasaran dan pingin tauuuuu….aja, jadi garis kuning terlupakan.
Di dalam pabrik bau teh begitu kental (....ya iyalah).
Wenny bilang, dia ga mau minum teh dulu sampe jangka waktu yang tidak ditentukan…hehehe. Kalo gw malah jadi pingin minum teh manis anget.

Jam 11 rombongan kami cabut dari perkebunan the menuju ke Pertanian Organik Gasol di Cugenang, Cianjur

Komentar

  1. hehe... saking asiknya nyatet dan poto2, si mbak detikfood sampe nanya: "mbak, dari apetitte jurney yah?" :P

    BalasHapus
  2. jawab yu, "bukan mba saya dari MPers journey" ;-))

    BalasHapus
  3. teteuubb...!! :p
    *makasiy kue moci Yahh!!* :D

    BalasHapus
  4. nah ya, kamuu ketawan....dipajakin di tengah jalan :P

    BalasHapus
  5. teh tawar aja yah uni, biar gratis...hehehe :P

    BalasHapus
  6. kurang asik, nang... potograpernya ga ikutan :P
    *melirik dj

    BalasHapus
  7. iya, mas...rame jalan bareng ibu-ibu :)

    BalasHapus
  8. jd penulis lepasan aja ay ;)

    *sll mencari celah buat kerja sampingan :p

    BalasHapus
  9. Coba lo kesana sendirian jam 12 malem, hohoho...

    BalasHapus
  10. Kemaren2 jg dapet teh walini pas di puncak.. mank enaks

    BalasHapus
  11. yups... secara aku suka teh, tapi paling suka sih teh medan

    BalasHapus
  12. Teh medan maksudnya Liang teh?

    Teh di Solo juga enak2 lhoh..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

i could never be your woman

Biar jadi rahasia kita

Belajar lagi