surat 'lamaran' yang begitu indah

Gw dapet email ini fwd dari temen... isi touchy banget
*
jadi berkaca-kaca*



Kalimat yang mesti di ingat "proses menuju pernikahan
bukanlah sebagai beban tapi sebuah "proses usaha"

Mengapa? Karena Dia Manusia Biasa
by Ugik Madyo

Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu
mengajukan
pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai
suamimu/istrimu?
Jawabannya sangat
beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga
jawaban duniawi
(cakep atau tajir :D manusiawi lah :P). Tapi ada satu
jawaban yang
sangat berkesan di hati saya.

Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail
percakapannya. Jawaban
salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses
menuju
pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2
bulan. Lalu
memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya
dilakukan dalam waktu
sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak
akan heran. Proses
pernikahan seperti ini sudah lazim.

Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang
pasti, dia tipe
wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.
Trauma dikhianati
lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri.
Ketika dia
memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan
serius. Mereka
berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga
ucapannya menjadi
kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan
tanggal
pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar
bisa menemaninya
selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan
dikepala saya.
Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya
menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa.
Hingga dia bisa
memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya
sedang sibuk sekali
waktu itu (sok sibuk
sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya
mempersiapkan pernikahan.
Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat
tentang beberapa
hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan
perkembangan
persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam
dalam kesibukan
masing-masing.

Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama
cuti itu saya
memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam,
H-1 kita baru bisa
ngobrol -hanya-
berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi,
sungguh
membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin
ngobrol tentang banyak
hal. Akhirnya, bisa juga
kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya
tanyakan. Dia
juga ingin bercerita banyak pada saya. Beberapa kali
Mamanya mengetok
pintu, meminta kita
tidur.

"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah
memelas. Saya
paham kondisinya saat ini.

"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."

"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan
menggantinya dengan
lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol
sambil
berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak
kita lakukan.
Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan
impian-impian kita.
Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan
kamar. Memunculkan
aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga
akhirnya terlontar
juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu
bangkit dari
tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan
dia membuka laci
meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais
lembaran kertas
didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu
menyerahkan
selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari
tangannya. Amplop
putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon
suaminya
bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti.
Eeh, dianya malah
ngikik geli.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas
polos ukuran A4,
saya menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca
satu kalimat
diatas dideretan paling atas.

"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengkan
kepala sambil
menahan senyum. Sementara dia Cuma ngikik melihat
ekspresi saya. Saya
memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih
hapal dengan
kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada Yth
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak
Ibu saya dan
calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon
bacalah surat
ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau
dibakar, tapi
saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ......
untuk menjadi
istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia
biasa. Saat ini
saya punya pekerjaan.
Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap
punya pekerjaan.
Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan
untuk mencukupi
kebutuhan istri dan
anak-anakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah.
Dan saya tidak
tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang
pasti, saya akan
selalu berusaha agar
istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak
kehujanan.


Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak
kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi
saya. Untuk
menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan
saya. Saya hanya
manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena
itu. Saya
menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini,
agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita
nanti dapat
bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu
suratan jodoh saya.
Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi
suami dan ayah
yang baik.


Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak
tahu kenapa saya
memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh
berkali-kali, dan saya
semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya
memilih anda karena
Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk
menyempurnakan agama saya,
juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan
apa-apa, saya
hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari
saat ini.

Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi
jawaban pada saya.
Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan.
Semoga Allah
ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya
membacanya. Baru
kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu
indah. Sederhana,
jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata
yang
berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya
menyebutnya :D. Saya
menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya
dengan senyum
tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia."

"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia
sadar bahwa dia
manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur
hidupnya. Yang aku
tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak
menjanjikan apa-apa.
Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada
kita dikemudian
hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan
kenyamanan tersendiri buat aku."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum
tentu besok masih
ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal
frustasi kalau
suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha."

"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau
kalau kita belum
tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara
jengkering
terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling
berpandangan lalu
cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. "Udah
tidur. Besok kamu
kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali
rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan
kita tadi
masih terngiang terus ditelinga saya.

"Gik..."

"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh
padanya. Saya ingin
dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk
saya hilang
sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.


* * *

Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu.

Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa
ada hal lain
yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan
sebuah pernikahan.
Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam
rahim. Tidak
ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama
pernikahannya
kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan
bukanlah sebagai beban
tapi sebuah 'proses usaha'.

Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan
harta, tahta
dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini
melekat
ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri
bukanlah
dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya
dilandasi karena
Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan
secara total pada
Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi
indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap
umat-NYA.

Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.

Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya bisa
memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan
barokah dalam sebuah
pernikahan.

Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan
kemantapan untuk menikah.

Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang,
Cinta itu
proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh,
kemudian
merawatnya. Agar cinta itu bisa
bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci.
Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau
diterjemahkan
secara bebas: "Cinta tumbuh karena suami/istri
(belahan jiwa)."

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa,
yang berusaha
menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.



Amin.



Komentar

  1. duh...kamu gak bisa tidur kenapa hayo?? Mau kawin juga :-p

    BalasHapus
  2. sweet...semoga seterusnya gitu
    seringkali awalnya sweet.....tau2x 5-10 thn kawin, pas tengah bulan mepet: maaaaaaaaas!!! beras abeeeeeesss!!!
    ibuuuu!!!!! anak2x telat bayaran sekolaaaaah!!!!!!
    anak2x!!!! ga usah kuliah...mahaaaaaaaaall!!!
    *saling tereak* gubrags!!!
    semoga tidak menjadi begitu.....

    BalasHapus
  3. ini gak ada yg tau, tp coco jg bikin surat lamaran ke bokap gw (bener2 surat lamaran nikah) tapi formatnya sama kayak surat lamaran kerja :D
    soft copy-nya masiy aku simpan buat ditunjukin ke anak2 kami kelak, ihiww :p

    BalasHapus
  4. baguuuuuuuuuuuuus banget!!!sampe merinding dan berkaca-kaca bacanya,.teteeeeeeeeh Moga awet sampe teruus,.jadi keluarga yg sakinah mawadah dan warohmah,.amiin

    BalasHapus
  5. " 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini
    melekat
    ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri
    bukanlah
    dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya
    dilandasi karena
    Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan
    secara total pada
    Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi
    indah."

    **coba bpk ....hiks

    BalasHapus
  6. wah.. kalau gue laen lagi tuh..

    my boyf : kenapa kamu pilih saya sbg pacarmu hun??..
    me : hmm, gaktau deh, lagi pengen ajah.. (sambil maem eskrim)

    =D

    BalasHapus
  7. Waduh...semoga ada yg bakalan ngirim surat lamaran seperti ini untuk Jeng Ay dan untuk aq dan untuk semua perempuan baik yang mendambakan sebuah pernikahan yah...sumpah merinding dan berkaca-kaca bacanya :)

    BalasHapus
  8. ga bisa tidur karena banyak nyamuk...hehehe

    welcome back is...oleh-olehnya mana?

    BalasHapus
  9. terinspirasi ga, cal... buat melamar koala-mu? :P

    BalasHapus
  10. kass....

    *mules gara-gara buavita leci*

    BalasHapus
  11. iyah.... itu kan yang selama ini jadi kekhawatiran.... apa akan seterusnya begituw? :P

    BalasHapus
  12. so sweet.... i know u two r luv each other so much :)

    *pingin*

    BalasHapus
  13. real story atau sebuah wisata hati hehehehe.............*tersedu sedan bacanya* :D

    BalasHapus
  14. amiiiiiiiiiiiiin....

    *di-doain dulu sebelum kejadian...hehehe*

    BalasHapus
  15. then your boyfriend reply: "aku juga" (sambil nyomot eskrim yang kamu makan) :P

    BalasHapus
  16. hihihi pikiran si cowok sempet terlintas di benak gw akhir2 inih..
    should i propose someone? hehehehe

    BalasHapus
  17. asal jangan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab aja...

    *semua laki-laki brengsek!* :P

    BalasHapus
  18. apa penting untuk dipertanyakan?

    BalasHapus
  19. mmm... tadinya gw pikir kalo worth it kenapa tidak, tapi pas gw pikir lagi.... gede kepala sekali dia.... trus gw mikir lagi: if you are sure, why not? hehe

    btw.... maliq bin, reuni D3 kom :P

    BalasHapus
  20. hahaha tapi tetep gengsi nomor satu yu..

    eh iya reuni kapan nich?
    yuks ..

    BalasHapus
  21. btw, Siti Khadijah dulu mendobrak tradisi loh dengan melamar Rasulullah ...ada bukunya kok (aku lupa judulnya), jadi kalo worth it, why not :) Should I tell to someone too...

    BalasHapus
  22. Hehe salam kenal ya..

    u go girl tapi sebelumnya sholat istighoroh dulu ya

    ;D

    BalasHapus
  23. Salam kenal juga :)

    Pasti kok Bin, sholat dan do'a dulu...InsyaAllah bisa melihat petunjuk dari Allah yah....Amien

    BalasHapus
  24. reuni akbar alumni d3 kom ui angkatan 97-2004.
    Sabtu 17 November 2007 di Balairung UI, pkl 18.30 - selesai.
    special performance by: Maliq n d'Essential..........
    tiket Rp 50.000,00
    more info, contact sekre D3 Kom/ nadia (085697476659) / Febi (08158042867).

    BalasHapus
  25. hei kalian satu almamater, kok malah pada kenalan disiniy :P
    ..... ketemuan di balairung ajah pas reuni
    hihihi...

    BalasHapus
  26. loh kok jadi konsultasi online?!

    hayo pada bayar space fee sama gw... :P

    BalasHapus
  27. loh ini beneran mbak ugik indosat itu?
    hehe...ntar aku korek ahh :D

    BalasHapus
  28. eh, kamu kenal yah?
    titip salam yah, bilangin tulisannya aku posting disini...hihi.... 'cos its inspiring :))

    BalasHapus
  29. tiap2 kita akan sampai pada "pintu"(pernikahan) ini...pilihan ada di kita apakah mau memberanikan diri untuk mengetuk "pintunya" lalu ucapkan salamnya dan masuklah.......

    BalasHapus
  30. kl bkn alumni bole ngikut gaaa? :p

    BalasHapus
  31. neng................

    huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......... :'|

    BalasHapus
  32. hehehehe....what if he really that worth it for me :p

    BalasHapus
  33. Aku mau mengetuk pintu...mengucapkan salam dan masuk kok...tinggal menunggunya saja hehehe...

    BalasHapus
  34. uuugghh.....dalem banget euy.
    gue praktekin ya, neng.


    :D

    BalasHapus
  35. wiii aku pinin ketemu cowok kaya gitu :( [-o<

    BalasHapus
  36. kok lo kayaknya kaget banged siy, njas? :P

    BalasHapus
  37. kadang gajah di pelupuk mata ga kelihatan loh.. :P
    *colongan curhat*

    BalasHapus
  38. * peluk mas..eh salah ini ayu ya ngikngikngik *

    BalasHapus
  39. huaaaaaaa....PDA...PDA....
    *bikin iri :P

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

i could never be your woman

Biar jadi rahasia kita

Belajar lagi