Sebuah pilihan

Sebuah friend request muncul di layar FB. OW MY GOD.. :) my old best friend!
Seneng bgt bisa ketemu dia lg walau di dunia maya. Dia itu bestfriend gw di SD, Hopeng gw. We were like twins, tapi di putih kaya porcelen dan gw coklat eskotik *hey gw ga bilang kembar identik kan! :P


Semenjak gw pindah sekolah sampai hari ini mungkin kita cuma ketemu 5 kali. Tapi kita tetep punya kesamaan.
Beberapa tahun sebelum gw memutuskan berjilbab, dia sudah selangkah lebih maju, berhijab duluan. Pinter, cantik dan sholeh :)
Nyesel juga gw ga bisa dateng ke nikahannya tahun 2007 kemarin.

Kembali ke FB, setelah approve requestnya *tentu aja gw ga perlu liat 2 kali karena cuma dia yg punya nama seperti itu* gw terheran melihat fotonya. Lho kok?
Trus gw jadi makin penasaran mantengin profile page nya, album fotonya juga.
Rupanya, she made a choice.
Sahabat sahabatku berguguran keyakinannya. Si A di sma yang pake jilbab cuma krn di smpnya wajib, B yg setelah nikah merasa ribet kalo harus pake jilbab ke site, C yg cuma bertahan 2 tahun, D yang begitu putus pacaran mulai merasa pilihannya berjilbab terlalu terburu buru, sekarang.. Mmm..
I know its an option, and i dont have the right to judge them.

Kembali belasan tahun yang lalu saya biasa berfikir, terlihat global adalah pilihan yang aman. Keseragaman membuat semua aman tentrem *dibaca dgn logat ala alm.mantan penguasa indonesia :)*

Saya jadi ingat bagaimana tatapan trainer saya dan beberapa orang tentang jilbab saya. Muslim-indonesia-Jilbab-...
Stereotyping.. Stereotyping..
Kemudian di saat makan malam saya berhasil merubah persepsi mereka dengan membuktikan eksis dengan dunia maya, situs pertemanan dan secara implisit memberi kesan i'm here to learn, and i will get what i want. *crinks*
Dibuktikan kembali esok paginya di workshop beberapa kali terlontar kata "indonesia" tiap kali di slide muncul desain yang catchy dan "niat".
Thats an option to look global or be global and stand for your aqidah.

Seorang teman berjilbab yang sedang berkaca bersama pernah bilang.. "Gw kelihatan lebih ramping kalo gak pake jilbab ya?"
Yang lain berkata "knapa si harus pake jilbab, kaya ibu2 aja" atau "rambut lo masih bagus kaya dulu ga ditutupin gitu?"

Harus diakui ada kalanya muncul hari dimana iri melihat flawless back and shoulder or smooth legs ditampilkan di bawah sinar matahari. Satu kalimat yang menohok membuat senyum malu2 kembali merona.. Masih ada besok dmn pundak dan kaki ini akan mengadu bahwa ia dipertontonkan pada lelaki yang bukan haknya.

Every girl love to admire their lovely body. Bahkan gadis dgn tubuh ga sempurna seperti gw. I love my black hair. I love my shoulder. Aku suka Rahang yang kadang terlihat kotak, bulet atau lancip tergantung bentuk senyum ini.
Adalah suatu kebanggan buat share ini ke orang di sekeliling. Lalu sebuah counter statement muncul... *cannot explain here* :)

But then again its an option. :)
Pilihan untuk menjalankan yang kita tahu wajib atau melupakan sementara atau tidak sama sekali.
Kalau merasa Tuhan bisa menunggu, maka kita juga harus menunggu saat Tuhan mendatangi kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

i could never be your woman

Biar jadi rahasia kita

Belajar lagi