Lup yea
Jumat malem akhirnya ketemu mamakuw setelah seminggu tak jumpa.
Wajahnya bengkak, matanya sembab, capek bgt kayanya.
Jumat gw memang memutuskan pulang teng-go jam 5 dari kantor karena mau absen lebih lama di rumah.
Gw duduk di meja makan, khusyu dan lahap sambil sesekali menatap mama, memberi wajah penuh arti dan gumaman "oiya", "ya ampun" dan "terus?"
Mama bercerita tentang fragmen sidang yang genting, fragmen dimana politik menjajah yang bukan ranahnya. Bercerita tentang bapak mentri yang tegamengulur waktu berjam2 dengan alasan tugas negara. Tentang oknum2 penelan suap yang berubah beringas dan membela sang pensuplai dana. Tentang dugaan campur tangan orang nomor 1 di negri ini.
Mama heran bukan kepalang menanggapi sidang yang tak ubahnya panggung politik. Marah dan sedih. Mama menangis di tengah sidang, tanpa suara.
Sebuah fragmen yang aneh dan seperti film drama ,kepelikan berhenti ketika ayat suci mengalun, ketika sajak yang menampar kekhilafan di perdengarkan *sigh drama..drama..drama*
Maka gw putuskan lebih lama di samping mama. Jadi bantalan, tempat sampah sekaligus selimut hangat *wititiw*
2 hari disamping mama cuma setitik debu dari apa yg udah nyokap kasih pastinya.
Cuma mau kasih rasa nyaman ke nyokap. Kasih tau bahwa anak perempuannya punya bahu yang available untuk bersandar, punya dekapan hangat, punya berjuta cinta buat mama seorang
Cups mamakuw lup 'yea
Wajahnya bengkak, matanya sembab, capek bgt kayanya.
Jumat gw memang memutuskan pulang teng-go jam 5 dari kantor karena mau absen lebih lama di rumah.
Gw duduk di meja makan, khusyu dan lahap sambil sesekali menatap mama, memberi wajah penuh arti dan gumaman "oiya", "ya ampun" dan "terus?"
Mama bercerita tentang fragmen sidang yang genting, fragmen dimana politik menjajah yang bukan ranahnya. Bercerita tentang bapak mentri yang tegamengulur waktu berjam2 dengan alasan tugas negara. Tentang oknum2 penelan suap yang berubah beringas dan membela sang pensuplai dana. Tentang dugaan campur tangan orang nomor 1 di negri ini.
Mama heran bukan kepalang menanggapi sidang yang tak ubahnya panggung politik. Marah dan sedih. Mama menangis di tengah sidang, tanpa suara.
Sebuah fragmen yang aneh dan seperti film drama ,kepelikan berhenti ketika ayat suci mengalun, ketika sajak yang menampar kekhilafan di perdengarkan *sigh drama..drama..drama*
Maka gw putuskan lebih lama di samping mama. Jadi bantalan, tempat sampah sekaligus selimut hangat *wititiw*
2 hari disamping mama cuma setitik debu dari apa yg udah nyokap kasih pastinya.
Cuma mau kasih rasa nyaman ke nyokap. Kasih tau bahwa anak perempuannya punya bahu yang available untuk bersandar, punya dekapan hangat, punya berjuta cinta buat mama seorang
Cups mamakuw lup 'yea
Komentar
Posting Komentar